Hai Indonesia, negeri tempatku berpijak, apa kabar? Aku berharap kau lebih baik dan semakin baik. Baik dalam segi apapun. Ekonomi, pendidikan, semuanya. Aku warga negaramu, perempuan dari tanah Jakarta, tepatnya Serpong-Tangerang Selatan. Maukah kau memaafkan aku? Ya, maafkan aku atas apapun yang aku lakukan, dan apapun yang belum aku lakukan. Ya, aku belum bisa berbuat banyak untukmu negeriku. Negeri yang banyak orang sering menyebutmu dengan sebutan Negeri Surga Dunia. Ya, Surga Dunia, dimana-mana bisa kita temukan bermacam tumbuhan, hewan-hewan, serta pemandangan yang sungguh luar biasa indahnya. Pantai, Gunung, Ladang, Laut, serta Budaya, betapa kayanya dirimu wahai Indonesiaku. Banyaknya sumber kekayaanmu namun belum bisa membuatmu berjaya, belum bisa membuat seluruh wargamu sejahtera, belum bisa membuat namamu harum di seluruh penjuru dunia. Negeriku Indonesia, aku hanya perempuan biasa yang tak berdaya. Apa yang bisa aku perbuat untukmu? untuk Negeriku tercinta ini. Untuk tanah kelahiranku, Indonesia. Aku belum bisa berbuat banyak.
Kondisimu pun tidak seperti dulu, karna ulah kami para manusia yang tidak bertanggung jawab, kami melukai dirimu, kami kotori indahnya pesona pemandanganmu. Kami yang membuat langit biru itu tak se segar dahulu, kami yang menjadikan gunungan sampah itu semakin menjulang tinggi. Air yang semakin keruh karna limbah, serta tanah yang tak lagi subur karna sisa-sisa sampah yang tak bisa terurai. Sungguh , aku tau negeriku. Saat ini pasti kau sedang menangis, merintih, mengerang penuh amarah pada kami. Kau tumpahkan amarahmu dengan bencana-bencana. Gunung-gunung yang sering mengeluarkan larvanya. Laut yang semakin gencar dengan ombaknya yang besar, serta langit yang menangis sendu dikala hujan. Kami egois, kami tak peduli, kami lalai. Kami telah banyak sekali menodaimu, melukaimu, menyakiti dirimu.
Tulisan ini tak berarti apa-apa, aku hanya perempuan biasa yang lemah. Hanya seorang anak tukang sayur yang tak berdaya melawan segala bentuk kekejaman yang kau terima dari mereka-mereka yang tidak bertanggung jawab. Aku hanya perempuan kecil yang rapuh. Perempuan yang hanya bisa berdoa, mendoakanmu, mendoakan para pemimipinku, mendoakan para petinggi-petinggu itu. Berdoa agar hati mereka tegerak untuk melakukan perbaikan, melakukan gerakan yang pasti membuatmu lebih baik.
Indonesia, inilah diriku dan tulisan yang tak berarti untukmu. Goresan hati yang tak penting, bahkan tak mempunyai makna apapun.
Indonesiaku, hati kecil ini berharap, orang-orang lemah diluar sana berharap, serta anak-anak yang mempunyai banyak kelemahan untuk menggapai cita-cita merekapun sangat berharap pada pemimpin bangsa ini. Kami semua hanya dapat berharap, kau lebih baik lagi Negeriku, INDONESIA :)
